hendra ikhsan

10 Legenda Badminton Indonesia yang Mengguncang Dunia

Sejak puluhan tahun lalu, dentuman shuttlecock di lapangan telah menjadi salah satu melodi pemersatu bangsa Indonesia. Di panggung-panggung olahraga paling bergengsi di dunia, dari Birmingham hingga Barcelona, dari Tokyo hingga Rio, bendera Merah Putih telah berkibar gagah berkat perjuangan para pahlawan bulu tangkis kita. Mereka bukan sekadar atlet; mereka adalah legenda, sosok-sosok yang permainannya tidak hanya menghasilkan medali, tetapi juga mengukir sejarah dan menginspirasi jutaan mimpi.

Artikel ini adalah sebuah penghormatan dari Zona Raket untuk para maestro tersebut. Mari kita kenang kembali perjalanan 10 legenda badminton Indonesia yang namanya akan selalu terpatri dalam sejarah, sosok-sosok yang benar-benar mengguncang dunia.

1. Rudy Hartono: Sang Raja All England

Rudy Hartono: Sang Raja All England
Rudy Hartono, Sang Raja All England. (Foto: badminton museum)

Membicarakan legenda badminton Indonesia tanpa menyebut Rudy Hartono adalah sebuah kemustahilan. Namanya adalah sinonim dari dominasi. Rudy Hartono berhasil menjuarai turnamen All England, yang pada masanya dianggap sebagai kejuaraan dunia tidak resmi, sebanyak delapan kali. Tujuh dari delapan gelar tersebut diraihnya secara berturut-turut dari tahun 1968 hingga 1974.

Prestasi fenomenal ini menempatkannya dalam Guinness Book of World Records dan menjadi standar emas bagi para tunggal putra dunia. Gaya bermainnya yang tenang namun mematikan, serta staminanya yang luar biasa, menjadikan Rudy sebagai ikon pertama supremasi bulu tangkis Indonesia di mata dunia.

2. Liem Swie King: Sang Penerus dengan ‘King Smash’

Liem Swie King, Sang Penerus dengan 'King Smash'. (Foto: PB Djarum)
Liem Swie King, Sang Penerus dengan ‘King Smash’. (Foto: PB Djarum)

Ketika era Rudy Hartono mulai meredup, panggung dunia tidak lama sepi dari nama Indonesia. Munculah Liem Swie King, sang suksesor yang membawa gaya bermain yang berbeda: lebih agresif dan eksplosif. Ia dikenal luas karena pukulan smes sambil melompatnya yang begitu kuat dan ikonik, hingga dijuluki “King Smash”.

Liem Swie King berhasil melanjutkan hegemoni Indonesia dengan meraih tiga gelar juara All England pada tahun 1978, 1979, dan 1981. Kehadirannya memastikan bahwa regenerasi tunggal putra Indonesia berjalan mulus dan tongkat estafet kejayaan terus dipegang erat.

Baca Juga  Hasil Drawing Kejuaraan Dunia BWF 2025: 6 Wakil Indonesia Langsung ke Babak Kedua

3. Susi Susanti: Ratu Emas Pertama Olimpiade

Susi Susanti, Ratu Emas Pertama Olimpiade. (Foto: instagram.com/susysusantiofficial)
Susi Susanti, Ratu Emas Pertama Olimpiade. (Foto: instagram.com/susysusantiofficial)

Jika para pria mendominasi di era sebelumnya, Susi Susanti adalah sosok yang menegaskan bahwa para srikandi Indonesia juga mampu menaklukkan dunia. Puncak kariernya terukir dengan tinta emas saat ia menjadi orang Indonesia pertama yang meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992. Momen kemenangannya yang diiringi derai air mata haru menjadi salah satu momen paling ikonik dalam sejarah olahraga Indonesia.

Susi dikenal dengan keuletan dan staminanya yang luar biasa. Gaya bermainnya yang defensif namun sangat taktis, dipadu dengan footwork yang lincah, seringkali membuat lawan-lawannya frustrasi dan kehabisan tenaga.

4. Alan Budikusuma: Mengawinkan Emas Barcelona

Alan Budikusuma, Mengawinkan Emas Barcelona. (Foto: badminton museum)
Alan Budikusuma, Mengawinkan Emas Barcelona. (Foto: badminton museum)

Kisah Olimpiade Barcelona 1992 tidak akan lengkap tanpa Alan Budikusuma. Beberapa jam setelah Susi Susanti meraih emas, Alan menyusul di sektor tunggal putra, “mengawinkan” medali emas untuk Indonesia. Peristiwa ini menjadi puncak kejayaan bulu tangkis Indonesia dan melahirkan julukan “Pasangan Emas Olimpiade” bagi Alan dan Susi, yang kemudian menjadi pasangan suami-istri. Alan dikenal dengan gaya permainannya yang tenang, sabar, dan sangat cerdas dalam menempatkan bola.

5. Ricky Subagja & Rexy Mainaky: Definisi Ganda Putra Kelas Dunia

Ricky Subagja & Rexy Mainaky, Definisi Ganda Putra Kelas Dunia.
Ricky Subagja & Rexy Mainaky, Definisi Ganda Putra Kelas Dunia.

Di era 1990-an, sektor ganda putra Indonesia mencapai salah satu puncak tertingginya melalui pasangan Ricky Subagja dan Rexy Mainaky. Mereka adalah salah satu pasangan paling dominan pada masanya, dengan puncak prestasi meraih medali emas di Olimpiade Atlanta 1996. Gaya bermain mereka sangat solid, dengan pertahanan yang rapat dan serangan yang cepat. Kekompakan dan pemahaman mereka di lapangan menjadi cetak biru bagi banyak pasangan ganda putra Indonesia di generasi-generasi berikutnya.

6. Taufik Hidayat: Sang Maestro Backhand Ajaib

Taufik Hidayat, Sang Maestro Backhand Ajaib. (Foto: BWF)
Taufik Hidayat, Sang Maestro Backhand Ajaib. (Foto: BWF)

Memasuki era milenium, Indonesia melahirkan seorang jenius dengan bakat artistik yang luar biasa: Taufik Hidayat. Ia adalah seorang seniman di lapangan, dikenal di seluruh dunia karena teknik pukulan backhand smash-nya yang keras dan tak terduga. Banyak pengamat dan pemain menganggap backhand Taufik adalah yang terbaik sepanjang masa.

Baca Juga  Spend a Dollar on Upcoming iPhone 13, and How to Save More

Puncak kariernya adalah saat ia meraih medali emas di Olimpiade Athena 2004, melanjutkan tradisi emas Olimpiade bagi Indonesia. Taufik tidak hanya memiliki teknik yang indah, tetapi juga mental juara dan kemampuan untuk mengeluarkan pukulan-pukulan ajaib di momen krusial.

7. Christian Hadinata: Sang Profesor Serba Bisa

Christian Hadinata: Sang Profesor Serba Bisa
Christian Hadinata, Sang Profesor Serba Bisa.

Jauh sebelum banyak legenda lainnya bersinar, Christian Hadinata telah menjadi salah satu figur paling dihormati. Dijuluki “Sang Profesor” karena kecerdasan dan pemahamannya yang mendalam tentang permainan, Christian adalah pemain ganda yang sangat serba bisa. Ia sukses meraih berbagai gelar prestisius baik di sektor ganda putra (bersama Ade Chandra) maupun ganda campuran (bersama Imelda Wiguna). Perannya sebagai peletak dasar permainan ganda modern Indonesia sangatlah vital.

8. Liliyana Natsir & Tontowi Ahmad: Duet Emas Ganda Campuran

Liliyana Natsir & Tontowi Ahmad, Duet Emas Ganda Campuran. (Foto: BWF)
Liliyana Natsir & Tontowi Ahmad, Duet Emas Ganda Campuran. (Foto: BWF)

Di sektor ganda campuran, duet Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad adalah jawabannya. Pasangan yang akrab disapa Owi/Butet ini berhasil mengisi kekosongan gelar dan mencapai puncak tertinggi dengan meraih medali emas di Olimpiade Rio 2016. Selain emas olimpiade, mereka juga telah dua kali menjuarai Kejuaraan Dunia. Liliyana, dengan permainan netnya yang genius, dan Tontowi, dengan smes kerasnya dari belakang, menjadi kombinasi yang sangat ditakuti lawan-lawannya.

9. Hendra Setiawan & Mohammad Ahsan: ‘The Daddies’ yang Melawan Waktu

Hendra Setiawan & Mohammad Ahsan, 'The Daddies' yang Melawan Waktu. (Foto: BWF)
Hendra Setiawan & Mohammad Ahsan, ‘The Daddies’ yang Melawan Waktu. (Foto: BWF)

Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan adalah anomali yang indah. Di saat banyak atlet ganda putra sudah pensiun, pasangan berjuluk “The Daddies” ini terus bersaing di level tertinggi dan mengukir prestasi. Mereka telah meraih gelar Juara Dunia sebanyak tiga kali sebagai pasangan (2013, 2015, dan 2019). Hendra, dengan ketenangan dan penempatan bolanya yang magis, serta Ahsan, dengan smesnya yang eksplosif, menunjukkan bahwa usia bukanlah halangan. Kisah mereka adalah inspirasi tentang kecerdasan, konsistensi, dan cinta yang mendalam pada olahraga.

Baca Juga  Comeback Gemilang: Christian Adinata Juara Thailand IS 2025 Usai 'Dipukul Jatuh oleh Dunia'

10. Ivanna Lie: Srikandi Era 80-an

Ivanna Lie, Srikandi Era 80-an. (Foto: PB Djarum)
Ivanna Lie, Srikandi Era 80-an. (Foto: PB Djarum)

Sebelum era Susi Susanti, Ivanna Lie adalah salah satu srikandi andalan Indonesia. Bersama Verawaty Fadjrin, ia menjadi kekuatan utama tunggal putri dan ganda putri Indonesia di akhir 70-an hingga 80-an. Meskipun belum berhasil meraih medali di Olimpiade (karena bulu tangkis baru menjadi cabang ekshibisi saat itu), kontribusi dan prestasinya di berbagai turnamen internasional telah membuka jalan bagi para pemain putri generasi selanjutnya.

Kesimpulan: Regenerasi Tiada Henti, Api Semangat yang Terus Menyala

Dari Rudy Hartono hingga The Daddies, ada satu benang merah yang tak pernah putus: semangat juang dan regenerasi juara. Para legenda ini tidak hanya mewariskan piala atau medali, tetapi juga sebuah standar keunggulan dan api inspirasi yang kini dipegang oleh para atlet generasi baru. Mereka telah membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia adalah raksasa dalam dunia bulu tangkis. Dan tugas kita sebagai pecinta bulu tangkis adalah untuk terus mengenang, menghormati, dan mendukung perjuangan agar api supremasi itu tak akan pernah padam.

Sumber: okezone.com, pbdjarum.org, inilah.com, sehataqua.co.id, bwfbadminton.com  


Ingin mendapatkan cerita, analisis mendalam, dan panduan eksklusif lainnya dari dunia badminton? Daftarkan email Anda untuk berlangganan newsletter dari Zona Raket dan jadilah yang pertama tahu!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *